Pantun Perdaya
oleh sorensen pada 20 September 2010 dalam jiwa
Sudah terhiris dicurah cuka
Pedihnya luka tersayat urat
Sukalah hati lupa dunia
Kumpulan rusa menghampir jerat
Mari ke mari datang merapat
Santap keria bersama ibu
Lakhnat perdaya Raqib mencatat
Manisnya kata bila menipu
Teduh laksana pepohon ara
Matanya redup teruna sunti
Menipu di situ di sini di sana
Percaya hilang tidak berganti
Lesung dari Inderagiri
Lompang ibunya leper sekali
Melara hati merana diri
Gaung dicita tercucuh api
Gadis jelita memakai terompah
Manis tampaknya berbaju kebaya
Langit yang tinggi menjadi rendah
Kala helahmu tidak berjaya
Indah nian Irian Jaya
Angin berpuput pasir berbisik
Wajah gelita tiada cahaya
Itulah tanda manusia munafik
Sirih dikunyah sehingga lumat
Pinang terbelah kacip pun patah
Balasan dunia lewatnya umat
Akhirat kelak leburlah lidah
Mangkuk diikat menadah getah
Di dalam baju sekeping roti
Kata nasihat tidak diendah
Bila yang haram sudah sebati
Es lilin aduh sudah terpuji
Laris terjual dicari payah
Di depan teman ketawa mengeji
Di bawah tikar sujud menyembah
Malangnya nasib tunang pak dukun
Di kaki lima duduk terpaku
Lupakan saja pohonan ampun
Gelaplah kuburmu tanpa maafku
Pantun Perdaya
2010-09-20T20:49:00+08:00
sorensen
jiwa|
Comments
seterusnya...
Pantun Perdaya
2010-09-20T20:49:00+08:00
sorensen
jiwa|
@socasnov
Pautan
Label
#stop114a
(1)
awards
(1)
belasungkawa
(3)
berita
(2)
blackberry
(2)
crocs
(2)
dubai
(4)
hiburan
(22)
info
(28)
isp
(4)
jiwa
(72)
kehidupan
(90)
mamee sllrrrp
(4)
omar
(20)
pengumuman
(1)
peristiwa
(32)
sony ericsson
(8)
teknologi
(37)
telco
(8)
youthsays
(2)